Kampanye politik tidak ada bedanya dengan sebuah adegan drama yang dipentaskan oleh para aktor-aktor politik, tulis Richard A. Joslyn (dalam David L. Swanson dan Nimmo, (ed.), New Directions in Political Communication: A Resource Book, 1990). Bagaimana jika pernyataan Joslyn itu disandingkan dengan beberapa pernyataan tokoh politik di dalam kampanye partai-partai politik di Indonesia baru-baru ini?
Kampanye Partai Demokrat di Gelora Bung Karno dengan juru kampanye (jurkam) Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan sejumlah capaian pemerintahan yang dipimpinnya. Ia menyampaikan bahwa keamanan dan stabilitas di seluruh Indonesia terus membaik. SBY juga menyampaikan empat kesuksesan lain pemerintahannya dalam bidang penegakan hukum, termasuk pemberantasan korupsi, majunya perekonomian, perbaikan kesejahteraan rakyat dan dihargainya Indonesia di dunia Internasional. Pernyataan Joslyn di atas sangatlah tepat. Kampanye politik adalah suatu peristiwa yang didramatisasi. Pernyataan yang disampaikan SBY merupakan dramatisasi peristiwa agar menarik perhatian audiens sebagai calon pemilih (konstituen).
Kampanye politik merupakan suatu usaha yang dikelola oleh suatu kelompok (agen perubahan) yang bertujuan untuk membujuk target sasaran agar dapat menerima, memodifikasi, atau membuang ide, sikap dan prilaku tertentu. Kampanye politik ibarat make up seorang tata rias wajah. Sang perempuan akan menjadi lebih menarik setelah sentuhan-sentuhan make up memoles wajahnya. Penampilan menarik sang perempuan merupakan keberhasilan penata rias. Demikian pula dengan para tokoh dan partai politik. Mereka akan menjadi lebih menarik ketika kampanye dikemas dengan baik. Namun kemudian timbul sebuah pertanyaan, siapakah ”penata rias” kampanye partai politik dan tokoh tersebut? Dalam praktiknya, tidak sedikit kampanye politik yang dilakukan menemui kegagalan. Akan tetapi banyak juga yang mengalami keberhasilan, karena dirancang dengan baik oleh seorang ahli yang berperan sebagai spin doctor.
Spin doctor bertanggung jawab atas pengendalian isu media, mana angle berita yang menarik, gambar yang menarik, mengamati isu dari pesaing, dan menjalin hubungan erat dengan newsroom dalam pemunculan berita. Spin Doctor itu merupakan salah satu keahlian dalam Public Relations untuk menguatkan pesan yang akan disampaikan. Sepertinya pola angin yang memutar, Spin juga demikian. Pesan diputar sedemikian rupa hingga mampu menembus sasaran. Biasanya jadi tidak terbantahkan, dan dilakukan secara elegan. Dan satu hal yang paling penting, Spin bukan berbohong apalagi memutarbalikkan fakta. Hanya saja, tidak semuanya setuju dengan pola ini. Banyak yang mengkonotasikan dengan pemutar balikan fakta. Dan memang pada kenyataannya, banyak PR yang memutarbalikkan fakta, dan menyebut taktiknya sebagai spin doctor. Bahkan dengan bangga menyatakan dirinya sebagai spin doctor.Selain itu, aplikasi Spinning juga belum tentu dalam bentuk kalimat belaka.
Studi kasus Clinton-Monica Lewinsky merupakan salah satu kisah sukses. Melalui pidato impeachment, Clinton bisa mengalihkan “kesalahan” slingkuhnya dari kesalahan presiden, menjadi kesalahan seorang kepala keluarga biasa.Salah seorang spin doctor terkenal dalam pemerintahan Reagan adalah Michael Deaver. Peristiwa tertembaknya Reagan 1981 merupakan awal pembuktian Deaver sebagai spin doctor cerdas. Di tengah suasana ketidakpastian, Deaver mengundang para wartawan dan juru kamera untuk menjenguk sang presiden. Deaver ingin memberikan sinyal kepada dunia bahwa Reagan akan segera membaik, dan tugas kenegaraannya masih sanggup dilaksanakan. Melalui sorot kamera televisi, Reagan tampak tengah menandatangani beberapa rekening dan surat-surat penting lainnya. Deaver ingin menampilkan Reagan saat itu beraksi lebih bersinar dari aktor-aktor Holywood di televisi. Di sini Deaver mencoba mengubah opini masyarakat sekalipun mungkin dengan cara pseudo event (peristiwa yang pura-pura terjadi).[3]
DAFTAR PUSTAKA
Changara, Havied, “Komunikasi Politik, Konsep, Teori, Strategi”, PT. Rajawali Press : Jakarta 2009
Yandi Hermawandi, Kampanye dan Konsultasi Politik. Detik News, Selasa, 31/03/2009 10:38 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar